NOTULEN PERTEMUAN RENCANA PEMBENTUKAN PERKUMPULAN ‘SERAKUP TAMPUN JUAH’
Pertemuan Putaran Pertama, Senin, 9 Juni 2003, 20.00 – 21.00 WIB
di Jl. A. Yani II, Kompleks Perumahan Pondok Indah Lestari Blok D IV No. 4 Sungai Raya Pontianak, di Rumah Tobias Ranggie, S.H.
Kronologis Acara:
Pengantar Dari Tuan Rumah oleh Tobias Ranggie, S.H.
Pertemuan kita malam ini bermaksud menghimpun kembali rekan-rekan yang mempunyai latarbelakang kesamaan budaya (bahasa, adat istiadat, seni dan lainnya). Kita tahu bahwa dulu, kita pernah hidup bersama di Temawang Tampun Juah. Kehidupan di sana ketika itu sangat tentram dan damai. Suatu ketika terjadi perang dengan ‘Hantu’ dan kita masing-masing lari menyelamatkan diri sehingga tercerai berai menjadi beberapa sub suku seperti Iban, Kantu’, Mualang, Desa, Seberuang, Ketungau, Suaid dan sub suku kecil lainnya, baik yang berada di Kalimantan Indonesia maupun yang berada di Kalimantan , Sarawak-Malaysia.
Latarbelakang kesamaan itulah yang mendorong semangat kita untuk bersatu kembali seperti yang dulu pernah kita alami di Temawai Tampun Juah dekat kampung Segumun Kec. Balaikarangan, Sanggau, Kalbar. Sekarang, mungkinkah kita menghimpun kembali dan membentuk semacam perkumpulan yang tentu saja tidak berhubungan dengan masalah politik tapi lebih kepada revitalisasi budaya kita masing-masing. Silakan kawan-kawan menanggapi ide ini.
Tanggapan:
1. Ngiuk : Kita perlu melihat sejarah massa lampau. Memang, masing-masing sub suku mempunyai cerita tentang latar belakang sejarah yang agak berbeda. Tapi ada persamaan versi cerita mengenai Temawang Tampun Juah. Kala itu kita ketahui dari cerita kakek nenek kita bahwa kita bisa hidup bersama tentram damai sejahtera. Atas dasar itulah kiranya kita perlu kembali menangkup hubungan yang dulu pernah berjalan dengan baik. Dulu bisa, mengapa sekarang tidak. Saya pikir tinggal implementasinya saja. Saya sangat setuju dan optimis dengan ide menghimpun kembali, mewujudkan kembali kehidupan seperti yang pernah terrealita di Temawang Tampun Juah.
2. Mijino: Pada dasarnya, meskipun saya hanya sebagai partisipan, ide ini sangat baik dan saya turut mendukung. Terimakasih.
3. Yohanes Bambang: Ide ini pernah dilontarkan tahun 1992. Ketika itu, Tobias menjadi Ketua Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda). Hanya saja belum terwujud. Mudah-mudahan sekarang kita yang ada di sini dapat menjadi inspirator, pelopor terbentuknya perkumpulan yang nanti apapun namanya terserah kesepakatan kita bersama.
Untuk menelusuri perpindahan kita dari Tampun Juah, Kakek saya menceritakan kepada bapak saya dan bapak saya menceritakan kepada saya bahwa banyak tempat persinggahan mereka (mungkin orang Tampun Juah) yang masih dapat ditelusuri terutama di daerah Sejiram, Seberuang, Temawai Unup dan Temawai Landau. Di tempat-tempat tersebut masih ada benda-benda peninggalan (benda antik) yang mungkin dapat dijadikan sebagai awal kita mengetahui bukti-bukti sejarah bahwa kita masih satu rumpun.
4. Yosefis Leo: Saya tertarik dengan ide ini. Mudah-mudahan, jika perkumpulan ini terwujud, saya sebagai generasi muda dapat kembali mengetahui sejarah massa lampau
5. Paulus Florus: Saya juga setuju dengan ide ini. Hanya saja perlu didiskusikan lebih lanjut. Bentuknya bisa dikonkritkan dalam solidaritas sosial. Persatuannya dalam hal historis dan budaya. Lebih baik kita bertemu lagi dalam bentuk diskusi. Harus ada yang menulis tentang sejarah, visi-misi dll. Juga perlu dipikirkan untung ruginya.
6. Yohanes Bambang: Tolong kalau dapat, apa yang kita bicarakan ini ditulis di Majalah K.R. atau masukan dalam surat pembaca. Kita juga perlu mencari perwakilan masing-masing sub suku.
7. C. Kanyan: Menanggapi tentang website Randau Ruai (cerita tentang asal usul Dayak Iban); perlu mendudukkan sejarah yang sebenarnya dengan mencari literature tertulis mengenai sejarah tersebut, baik per sub suku ataupun secara global, sebab dari itu nanti akan kita tarik benang merahnya.. Saya sangat setuju dengan rencana pembentukan perkumpulan ini.
8. F. Kuyah: Maksud kita berkumpul adalah mencari identitas diri yakni Ibanic Group. Kalau kita punya maksud ingin bersatu, pasti tercapai sebab kita punya budaya yang tinggi. Selain itu kita perlu bersatu dalam seni-budaya. Untuk itu, visi-misi perlu kita pikirkan. Tindak lanjutnya menurut saya, perlu kita cari kawan-kawan yang serumpun itu, ajak mereka berkumpul – diskusi mengenai rencana ini.
9. Tobias Ranggie: Untuk pembentukkannya, kita perlu latar belakang sejarah, misalnya ada tulisan mengenai sejarah suku kita masing-masing. Ini perlu inventarisasi dan harus ada yang bertugas mencarinya.
10. Yohanes Bambang: Saya mengusulkan pertemuan ini harus membentuk TIM yang bertugas menghimpun, mengundang, menulis dan lainnya.
11. C.Kanyan : Kembali kita perlu mengkliping sejarah yang sudah ada.
Setelah kompromi cukup alot akhirnya semua setuju bahwa 9 orang yang hadir ini merupakan inspirator terbentuknya perkumpulan Ibanic Group. Kesembilan orang ini sepakat bekerjasama menuju proses terbentuknya perkumpulan ini. Ditentukan berdasarkan kompromi bahwa:
1.TIM pencari literatur sejarah ditugaskan kepada Drs. Paulus Florus dan Drs. C.Kanyan
2.TIM Perumus Pembentukan Perkumpulan Serakup Tampun Juah adalah TIM 9 (sebagai inisiator) dan menyepakati Tobias Ranggie, S.H. sebagai Ketua TIM dan Fredrick Kuyah sebagai sekretaris.
3.Pertemuan Putaran ke II akan diadakan hari Senin, 16 Juni 2003 di Rumah Tobias Ranggie, S.H. jam 18.00, untuk menginventarisasi para perwakilan yang nanti akan diundang untuk pertemuan skala yang lebih besar.
Para Peserta:
1. Tobias Ranggiae, S.H. (Suku Kantu’/Tuan Rumah/Pengundang)
2. Fredrick Kuyah (Iban/Pengundang )
3. Yohanes Bambang (Sejiram)
4. Yosefis Leo (Ketungau)
5. Paulus Florus (Mualang)
6. C. Kanyan (Iban)
7. John Roberto Panurian (Mualang)
8. Mijino (Dayak Simpang, Partisipan/istri asal Kantu’ )
9. Elias Ngiuk (Mualang)
0 komentar:
Posting Komentar